Jumat, 10 Januari 2020

IBU MADRASATUL ULAA

 
Assalamu’alaikum warohmatullahi wabarokaatuh sahabat parenting semoga tetap dalam lindungan-Nya, Aamiin yaa RABB..
Pada artikel kali ini saya akan membahas mengenai parenting, disini ada ibu yang telah saya wawancarai bagaimana beliau mengasuh dan mendidik anak-anaknya. Namun sebelum membahas lebih lanjut akan saya perkenalkan terlebih dahulu secara singkat mengenai biodata beliau.
Nama lengkap Dr.Meisil. B.Wulur, S.Kom, M.Sos.I, C.Ht, beliau lahir di Popayato/Gorontalo, 1 Mei 1981, dan suami beliau bernama Muhammad Hatta, S. Ag, MH, beliau memiliki lima orang anak :
1. Kasyful Anwary M. Hatta (Anak pertama)
2. Muhammad Dzulfahmi M. Hatta (Anak ke-2)
3. Fathony Habiburrahman M. Hatta (Anak ke-3)
4. Khaerul Fashillin M. Hatta (Anak ke-4)
5. Azwar Muthawali M. Hatta (Anak ke-5)
Di kampus kami memanggilnya bunda karena kedekatan kami sangat lekat seperti halnya hubungan orangtua dan anak. Ibu yang berwajah ceria ini selalu memotivasi kami bagaimana menjadi ibu yang baik, membimbing kami bagaimana seharusnya seorang ibu mengasuh anaknya sesuai ilmu parenting itu sendiri.
  Melalui artikel ini akan saya bahas hasil pembicaraan saya dengan beliau  mengenai parenting. Cara beliau dalam membawakannya santai, bahasanya ringan, di bumbui humor dan kisah lucu. 
 Beliau mengatakan ’’ Saya termasuk tipekal orang tua yang labil dalam mendidik anak, didikan anak pertama saya agak labil, agak labil itu kadang sayang sekali kadang bingung, kadang-kadang emosional, sehingga dengan kekurangan itu akhirnya saya berusaha agar menjadi orangtua yang baik.  Akhirnya  saya beli buku-buku masalah parenting, saya mulai belajar dan saya mulai praktekkan di anak ke-2, artinya memulai dari anak ke-2 meskipun anak pertama masih sangat labil, tapi anak ke-2 sudah bisa menyesuaikan dan agak membaik.
Bagi saya tidak  ada kata terlambat dalam mendidik, karena diantara anak pertama dengan anak kedua hanya beda setahun, dan saya praktekkan terus sampai anak kelima saya. Saya termasuk tipe orang tua yang dibilang lembut tapi juga tegas dan kadang marah, terutama dalam masalah sholat, berbohong, dan mengambil barang orang lain tanpa minta izin terlebih dahulu, maka dalam hal itu saya harus tegas dan bahkan bisa marah.
Yaa mungkin di awal menikah saya bukan tipe orang yang pemarah, tetapi ketika saya sudah punya anak, saya menjadi tipe wanita yang pemarah,  berubah karakter, yang tadinya  ceria suka enjoy dan kadang tiba-tiba menjadi wanita yang mudah murung, dan sedih.
  Kenapa murung ?
Karena ada rasa bersalah sudah memarahi anak, dan itu tidak sesuai dengan karakter saya, karena saya bukan tipe wanita pemarah, akan tetapi setelah mempunyai anak saya jadi wanita pemarah, dan kadang-kadang menyalahkan diri sendiri sampai muncul perasaan sedih dalam diri saya, dan mulai berfikir kenapa saya menghukum anak saya.Tapi walaupun demikian saya berusaha untuk tetap teguh dan belajar untuk memperbaiki diri.
Saya tau saya salah ketika menghukum mereka atau bahkan menghukum mereka dengan cubitan, apalagi ketika umur mereka diatas 10 tahun dan tidak melaksanakan sholat pasti sudah dapat pukulan dari saya, itu sudah wajib.
Saya terkadang berfikir, ya Allah kenapa Saya hukum mereka ? seharusnya saya lebih sabar, tapi Alhamdulillah setelah saya membaca banyak buku parenting saya sadar dan memahami bagaimana seharusnya manjadi seorang ibu yang baik untuk anak-anaknya, meskipun dengan dalih mereka sudah bisa di pukul, karena umur sudah mencapai 10 tahun, tapi namanya naluri seorang ibu pasti ada rasa bersalah, disamping itu jika rasa bersalah itu terus hadir dalam diri maka kita tidak akan pernah bisa menjadi seorang ibu yang tegas.
 Berdasarkan hasil review saya, dan untuk menghibur diri, tidak apa-apa saya tegas terhadap anak saya, daripada nanti mereka dihukum, dan dihakimi masyarakat diluar sana, dan juga sebagai bentuk pertanggungjawaban saya sebagai orang tua dihadapan Allah nanti diakhirat kelak, saya tidak ingin dihukum oleh Allah karena saya tidak bisa mendidik mereka dengan baik, maka lebih baik saya menghukum mereka sekarang, konsekuensinya biarlah Allah yang menilai bahwa apakah saya ibu yang baik atau ibu yang tidak baik. Tetapi dengan catatan saya harus meminta maaf kepada mereka, ketika saya sudah menghukum dan menyakiti hati mereka. Hal itu yang harus saya syukuri, karena tidak semua orang tua bisa seperti itu, melakukan kesalahan lalu meminta maaf dan memeluk, dan mencium anaknya. Banyak orang tua meminta maaf tapi tidak semua orang tua memperhatikan hal-hal yang sedetail itu, bahkan tidak memperhatikan apa yang telah dilakukan anaknya, mereka tidak peduli,  makanya saya cenderung cerewet terhadap anak, dari kata-kata mereka saya selalu kritisi, kadang mereka minta maaf dengan gayanya yang salah saya tegur mereka, Nak bukan begitu cara meminta maaf. Kalau di pikir-pikir ngapain harus meperhatiin sedetail itu. Capek itu manusiawi, apa artinya Allah memberikan naluri seorang  perempuan dengan kapasitas 16000 kata setiap harinya, yang tadinya sebelum menikah kita pendiam ternyata setelah menikah kita jadi cerewet, mungkin hikmahnya  itu adalah untuk mendidik anak-anak kita ketika kita merasa empati, baik terhadap anak kita sendiri maupun kepada keponakan atau anak kerabat.
Akan tetapi dalam menghukum anak itu harus lebih berhati-hati dan tidak berlebihan, dalam memberikan hukum, dan meminta maaf setelah menghukum jika hukuman itu dianggap salah dan menyakiti anak, tetapi harus tetap tegas sehingga anak tidak menganggap itu sebagai suatu bentuk candaan, artinya hukuman itu ada efek jera, yang dapat mengubah kebiasaan mereka, dan harus berkomitmen/konsisten dengan ucapan atau tindakan yang dilakukan, dan jangan sekali-sekali mengabaikannya karena bisa jadi anak tidak percaya lagi ketika di tegur, baik dalam bentuk ancaman maupun dalam bentuk tindakan, terutama dalam masalah penting seperti seperti sholat masalah yang terkait dengan ibadah dan aqidah.
  Rasulullah  sallallahu alaihi wasallam bersabda  “Suruhlah anak kalian shalat ketika berumur 7 tahun, dan kalau sudah berusia 10 tahun lalu meninggalkan sholat, maka pukullah ia, dan pisahkanlah tempat tidurnya (antara anak laki-laki dan anak wanita).
Kenapa orang tua seringkali capek mendidik  anaknya dan sering kali mencubit anaknya, karena terkadang anak meminta sesuatu  awalnya tidak di bolehkan tetapi karena anak terus merengek dan menangis sehingga ibunya bosan dalam menegur, dan akhirnya memarahi dan mencubit anaknya  lalu terpaksa di penuhi keinginannya, dan jika hal itu terus dilakukan secara berulang kali dan menjadi kebiasaan maka itu merupakan suatu kesalahan, sebab jika ingin memberikan atau memenuhi keinginan anak tersebut kenapa tidak dipenuhi permintaan anak itu dari awal sehingga anak tidak menganggap itu sebagai suatu kebiasaan yang harus dia lakukan ketika ingin meminta sesuatu kepada orang tuanya, artinya hal semacam itu dapat digunakan sebagai senjata bagi seorang anak ketika menginginkan sesuatu, anak akan selalu  mengulangi terus seperti itu, karena beranggapan bahwa dengan cara seperti itulah orang tuanya akan mengabulkan keinginannya, dan juga hal itu akan memicu munculnya tindakan kekerasan ataupun cubitan  berkali-kali terhadap anak.
Berikut ini ada beberapa kesalahan orangtua dalam mendidik anak diantaranya adalah :
1. Merasa selalu benar
2. Tidak konsisten 
3. Cepat mengambil keputusan dalam memberikan sangsi
4. Suka mengancam 
3. Lebih banyak memerintah daripada mengajak
6. Mengabaikan intens komunikasi
7. Jarang memeluk anak
“Anak memiliki jiwa yang lembut, namun kelembutan hati anak terkikis oleh stimulus negatif yang justru datang dari orangtua nya sendiri.( Meisil Basir Wulur).

Citizen Reporter: Hartini




Senin, 09 Desember 2019

TIPS SEHAT

TERPAKSA HARUS BEGADANG?
    Begini cara yang sehat

1. Menabung tidur sebelum begadang

  2. Nyalakan lampu terang

3. Boleh ngopi tapi...(cukup satu gelas)๐Ÿ˜Š
  4. Cemilan tinggi protein

5. Jangan duduk diam, aktif bergerak!

6. Atur suhu ruangan (23-25 C)

Selasa, 03 Desember 2019

NASIHAT MUSLIMAH


  "Nasihat untuk Muslimah,
                 Ummu Khadijah"

Ummu khadijah menulis:

Allah swt berfirman, 
    "Wahai Nabi! Katakanlah kepada istri istrimu, anak anak perempuanmu, dan istri istri orang mukmin, 'Hendaklah mereka menutupkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka, yang demikian itu agaf mereka lebih mudah untuk di kenali, sehingga mereka tidak diganggu. Dan Allah Maha pengampun, Maha penyayang." (Qs. Al-Ahzab:59
      
     Sungguh sesuatu yang menyakitkan jiwa, membuat air mata menetes, dan melukai hati ketika melihat beberapa pemudi y berada di tempat umum. Mereka meniru para wanita Barat yang suka mengumbar aurat, bukan Ummahatul Mukminiin (Istri Rasulullah SAW). Sedikit demi sedikit mereka membuka hijab, seakan lupa dengan perintah Allah di antara kitab suci-Nya, yaitu keharusan untuk berhijab dan tinggal di rumah. Begitu juga, memperingatkan mereka terhadap tabarruj dan merendahkan suara ketika berkata kepada laki-laki sebagai perlindungan dari kerusakan. 

    Dan sudah semestinya para muslimah menjaga kesucian dan keshalihannya dengan melaksanakan syariat islam tersebut. Namun, sayang sebagian wanita ternyata menyelewengkan perintah Allah. Banyak muslimah yang menganggap remeh hal ini. 

     Dalam fath al Barri disebutkan dari Aisyah r.a. berkata : "Wanita menutupkan jilbabnya dari kepala kewajahnya.'

Dalam sebuah hadits shahih disebutkan bahwa ada muslimah yang memiliki kebutuhan di pasar Bani Qainuqa'. Ketika itu ada laki-laki yahudi yang menghadangnya dan menghinanya, kemudian ia hendak memaksa wanita tersebut untuk membuka wajahnya. Akan tetapi, wanita tersebut menolaknya dan meminta pertolongan. Kemudian, ada seorang laki-laki muslim menyerang yahudi tersebut membunuhnya, sebagai balasan atas apa yang ia lakukan.
      
   Lihatlah wahai ukhti, betapa mulianya menutup wajah bagi seorang hingga muslim harus membunuh Yahudi karena melindungi wanita dan kehormatan si wanita.

Sangat jelas dari hadits-hadits shahih bahwa para sahabat wanita menutupi wajah mereka ketika keluar rumah, bahkan ketika mereka sedang ihram. Oleh karena itu, wahai saudariku....

Hendaklah Anda jadikan wanita-wanita muslimah sebagai teladan sehingga anda memenangkan dunia dan akhirat. 


"Barangsiapa yang tiada di beri cahaya (petunjuk) oleh Allah, tiadalah dia mempunyai cahaya  sedikitpun."

Minggu, 01 Desember 2019

Tentang sebuah Kerinduan๐Ÿ˜ข

Aku mengadu pada Sendu,
Aku bercerita Pada Pilu,
Tentang rindu yang telah Bertamu,
Tanpa mengetuk pintu dahulu.
Air mata rindu tak tertahankan,
Merajut asa tanpa harapan,
Air mata rindu tanpa pertemuan
Mengingat engkau telah di pangkuan Rabbul Izzah.
Kamu sudah tentu masuk jannah-Nya karena engkau menghadap Sang Ribaan dengan umur belia.
Untuk itu jika engkau tak menemukan ku di syurga,       Cari aku nak.                             Cari aku sampai engkau menemukanku.
Ingat kita pernah bermajlis sama2, bermain sama-sama, dan sesekali bersenda gurau.
Rangkul semua teman2mu      yang pernah bersamamu di TPA Nurulhikmah rangkul semuanya agar kita melanjutkan majlis kita bersama di Syurga-Nya.

We miss.... 
Muhammad Ali sya'ban


Sabtu, 30 November 2019

Bagaimana Sih Agar Menjadi Daiyah yang Sukses?

    Daiyah yang sukses adalah daiyah yang memiliki ilmu yang benar dan manhaj yang lurus. Dia bersikeras agar amalannya benar, sesuai dengan Al-Qur'an dan Assunnah walaupun hawa nafsu, akal dan kebanyakan manusia menyelisihinya.
    Tolak ukur kesuksesan seseorang adalah mengutamakan  kepentingan akhirat sebelum dunia dan sejauh mana dakwah tersebut sesuai dengan syariat Rabbul Izzati.

     Nah disini saya akan membahas beberapa langkah tips sukses seorang Daiyah :
      
    1.  Memulai dari diri sendiri .        

  Nah jika dakwah kita memulai dari diri sendiri maka kita akan memdapatkan banyak pengalaman. Di antaranya  bagaimana menyiasati diri, menyikapinya, mengetahui rahasia yang ada padanya serta mengetahui sisi kuat dan lemahnya. Kesuksesan dalam menghadapi diri  merupakan ijazah yang dapat kamu jadikan modal untuk melangkah pada tahapan berikutnya, yaitu dakwah kepada keluarga kerabat, dan orang orang dekat. Karena seseorang lebih mengetahui dirinya daripada orang lain.
  1. Berbekallah dengan ilmu. 
Ilmu yang pertama kali harus dimiliki adalah ilmu tentang Allah ilmu yang akan menjadikanmu cinta kepada-Nya, kecintaan yang aka menjadikanmu merasa nikmat dengan menaati-Nya, tidak menjadikanmu bosan untuk mengingatnya, menjadikan mu takut kepada-Nya, takut dari murka dan terhalang dari Ridha-Nya . Siapa yang mengenal Allah maka dia akan mengetahui betapa luas rahmat-Nya dan betapa kerassiksa-Nya.

   Kemudian ilmu yang lainnya, yaitu ilmu tentang sirah (perjalanan hidup) dan sunnah hamba yang paling dicintai Allah subhana wa ta'ala.

  Kemudian pelajarilah urusan-urusan agamamu awali dari yang terpenting hingga yang penting.
Sesungguhnya ilmu adalah lautan luas yang tak bertepi, hakim yang mampu memecahkan masalah, dan pemicu semangat dalam beramal untuk akhirat. Ilmu juga cahaya yang dapat menerangi kegelapan fitnah yang telah memenuhi zaman ini.

3. Akhlak 
     Akhlak adalah agama pergaulan.

Amal yang paling berat timbangan pahalanya dan paling agung adalah memberi petunjuk pada hati. 
Allah berfirman : 

.....ูˆู„ูˆ ูƒู†ุช ูุธุง ุบู„ูŠุธุง ุงู„ู‚ู„ุจ ู„ุง ู†ูุถูˆุง ู…ู† ุญูˆู„ูƒ

Sekiranya kamu bersikap keras lagi berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan diri dari sekelilingmu. (QS. Al'imran: 159)

  Demikianlah Nabi senantiasa berlemah lembut serta bermurah hati kepada objek dakwahnya. Alangkah pentingnya akhlak yang baik.

Jauhilah sifat keterpura-puraan karena akan tampak pada diri, munculkanlah karaktermu yang sebenarnya. Karena jika kamu memperbaiki akhlakmu sebelum kamu terjun ke dunia dakwah, maka kamu akan mendapat Restu dari Allah subhana wa ta'ala. 

4. Apa manhaj Perjuanganmu?

  Jadilah wasotiyyah (tengah-tengah) sebagai manhaj; jauh dari sifat berlebihan dan sifat meremehkan. Rujukanmu adalah Al-Qur'an, Assunnah dan perjalanan hidup generasi terbaik umat ini; mempermudah tidak mempersulit, optimis dengan kebaikan, menentukan "planning" untuk mendapatkan yang lebih baim setelah mengetahui kaidah-kaidah ilmunya, dan mengetahui kenyataan di lapangan dan memahami sunnah-sunnah kauniyah Allah. Tujuanmu adalah kemaslahatan ummat dan bersatunya barisan serta satunya kalimat.  Dengan demikian bukan berarti pendapatmu tidak berguna, tapi maksudnya adalah jangan sampai kita memaksa orang lain untuk menerimanya dan berpaling dari mereka yang menyelisih. Karena kecintaan terhadap sesama muslim harus tetap ada walaupun berbeda pendapat , selama perbedaan tersebut jelas-jelas tidak menyelisihi Al-Qur'an dan As-Sunnah.




 Untukmu Saudariku yang senantiasa 
istiqomah berada di jalan Dakwah.

hikmah muslimah

"Akan ada saatnya wanita yang cantik parasnya akan kalah dengan wanita yang memesona iman dan agamanya."